Biaya admin atau service fee di berbagai platform marketplace kini masih menjadi beban pikiran kalangan penjual online. Biaya yang bisa mencapai hingga 6.5% untuk setiap transaksi ini dianggap tidak masuk akal dan memberatkan, terutama bagi penjual dengan margin keuntungan yang terbatas.
Biaya admin yang tinggi dalam berbagai platform marketplace menjadi beban serius bagi penjual online. Sebagai ilustrasi, dalam transaksi dengan harga produk sekitar Rp 1.000.000, biaya admin dapat mencapai Rp 65.000, yang setara dengan 6.5% dari total transaksi. Bagi penjual dengan margin keuntungan tipis, akumulasi biaya ini sangat menggerus profitabilitas. Jika penjualan dilakukan dalam volume besar, beban biaya admin ini menjadi signifikan, mengancam kestabilan finansial bisnis dan memaksa penjual untuk memilih antara menaikkan harga atau menanggung kerugian. Kenaikan harga, meskipun bisa menutupi biaya admin, berisiko menurunkan daya tarik produk dan meningkatkan potensi keluhan dari pembeli yang membandingkan harga dengan pesaing.
Penjual menghadapi dilema antara menaikkan harga untuk menutupi biaya admin dan menjaga daya saing di pasar. Kenaikan harga sering kali menjadi solusi terakhir, namun hal ini bisa menurunkan minat pembeli dan mengakibatkan komplain terkait harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan penjual lain.
Solusi Efektif Menghadapi Biaya Admin Marketplace yang Melonjak
Biaya admin yang tinggi di marketplace adalah masalah serius yang dapat mengancam keberlangsungan bisnis kecil. Penjual perlu mencari alternatif lain untuk menjaga margin keuntungan mereka tetap sehat. Salah satu solusi yang efektif adalah dengan membangun toko online sendiri.
Dengan toko online sendiri, penjual memiliki kendali penuh atas biaya operasional dan pemasaran. Mereka juga dapat menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal dan sesuai dengan brand mereka.
Pak Ferry Fitriadi, Marketing Emveep berpendapat “Biaya admin yang tinggi di platform marketplace memang tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu beban terbesar bagi penjual. Dalam situasi ini, beralih ke toko online sendiri merupakan langkah strategis yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Penjual yang cerdas akan melihat bahwa memiliki toko online sendiri tidak hanya mengurangi biaya admin, tetapi juga memberikan kendali penuh atas bisnisnya dan terhindar dari risiko penutupan platform marketplace yang dapat mengganggu operasional dan pendapatan.”
“Toko online membuka peluang besar untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Dengan strategi SEO dan iklan berbayar yang tepat seperti Google Ads dan Meta Ads, penjual dapat mengoptimalkan pemasaran dan meningkatkan penjualan. Selain itu, desain website yang user-friendly akan memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan bagi pelanggan.” Tambah pak Ferry.
Namun, tantangan utama dari memiliki toko online sendiri adalah kebutuhan untuk berinvestasi dalam pengembangan dan pemeliharaan website, serta strategi pemasaran yang efektif. Penjual perlu memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani aspek teknis dan operasional dari toko online mereka. Namun, dengan perencanaan yang matang dan penggunaan teknologi yang tepat, tantangan ini dapat diatasi.
Startup Studio, Solusi Digitalisasi Penjualan Online
Emveep, sebuah perusahaan Startup Studio, menawarkan berbagai layanan pengembangan aplikasi dan website, salah satunya pengembangan aplikasi eCommerce untuk Startup ataupun pebisnis yang ingin memiliki aplikasi penjualan sendiri. Hingga kini, Emveep telah dipercaya oleh lebih dari 100 brand dalam menyediakan solusi integrasi penjualan online dan offline. Dengan aplikasi eCommerce sendiri yang dikembangkan oleh Emveep, seluruh sistem operasional penjualan mulai dari manajemen stok hingga pengiriman dapat terlacak dan terkelola secara otomatis, meskipun transaksi dilakukan secara offline. Integrasi ini juga memungkinkan penjual untuk tetap memanfaatkan marketplace guna memperluas jangkauan penjualan tanpa perlu repot memeriksa stok barang secara manual.
Menurut Pak Aji Saputra, CTO Emveep, “Kami menyediakan layanan yang membantu penjual untuk memudahkan operasional mereka secara menyeluruh. Mulai dari manajemen inventori, pemasaran, hingga pengiriman, semuanya dapat dilakukan dengan lebih efisien. Dengan aplikasi eCommerce dari Emveep, penjual dapat mengintegrasikan penjualan offline dan online, sehingga seluruh proses operasional bisa terlacak otomatis.”
Pak Aji menambahkan, “Penjual juga dapat memanfaatkan fitur-fitur seperti QR ordering dan WhatsApp untuk mempermudah proses transaksi. Selain itu, eCommerce Emveep memungkinkan penjual untuk hadir secara global, meminimalkan biaya, dan meningkatkan efisiensi melalui AI, IoT, dan Data Analytics, Web3, dan Blockchain untuk keamanan transaksi yang lebih tinggi dan transparansi yang lebih baik.”
Biaya admin yang tinggi di marketplace memang menjadi kendala besar bagi penjual. Namun, dengan beralih ke toko online sendiri, penjual dapat meminimalisir biaya tersebut, meningkatkan fleksibilitas pemasaran, dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik kepada pelanggan. Ini saat yang tepat bagi penjual untuk mempertimbangkan solusi ini demi keuntungan yang lebih maksimal dan pertumbuhan bisnis yang lebih pesat.