Dalam dunia yang terus berkembang, Asia Tenggara menjadi saksi penerapan teknologi mutakhir dalam bentuk model bahasa kecerdasan buatan bernama Sea-Lion. Melibatkan perusahaan besar seperti Tokopedia dari Indonesia dan NCS dari Singapura sebagai penguji coba, Sea-Lion menjanjikan terobosan signifikan dalam pengembangan bahasa AI yang lebih adaptif dan inklusif.
Siapakah Sea-Lion?
Sea-Lion, hasil karya tim AI Singapore, bertujuan untuk menciptakan model bahasa yang dapat berkomunikasi dengan keberagaman bahasa dan budaya di Asia Tenggara. Dengan pendekatan yang canggih, Sea-Lion mampu memahami dan menghasilkan konten dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Salah satu aspek yang membuat Sea-Lion menonjol adalah keterbukaannya sebagai proyek open-source. Ini berarti bahwa Sea-Lion dapat diakses oleh publik, memberikan peluang bagi perusahaan dan pengembang untuk berkolaborasi dan mengadaptasinya sesuai kebutuhan mereka. Keterbukaan ini menciptakan landasan bagi kolaborasi yang erat di antara pemangku kepentingan dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Uji Coba Sea-Lion di Berbagai Bidang
Dalam uji coba yang melibatkan sektor e-commerce, hukum, teknologi, dan layanan pelanggan, Sea-Lion membuktikan keunggulannya. Tokopedia, salah satu pemimpin e-commerce di Indonesia, menggunakan Sea-Lion untuk menyusun deskripsi produk dalam berbagai bahasa di wilayah Asia Tenggara. NCS, penyedia layanan IT dari Singapura, menjelajahi Sea-Lion untuk menerjemahkan konten hukum ke dalam Bahasa Indonesia dan Thai.
Salah satu fitur menarik dari Sea-Lion adalah kemampuannya untuk meningkatkan kinerja chatbot layanan pelanggan. Dr. Leslie Teo, Direktur Senior Produk AI di AI Singapore, menyoroti bahwa Sea-Lion mampu menangkap nuansa budaya di Asia Tenggara, menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal dan sesuai dengan konteks budaya setempat.
(Ilustrasi kantor Tokopedia. Sumber foto blog Tokopedia)
Melibatkan Banyak Bahasa Regional
Sea-Lion tidak hanya terbatas pada bahasa-bahasa umum seperti Bahasa Indonesia, Melayu, Thai, dan Vietnam. Model ini memiliki rencana untuk terus berkembang dan mencakup bahasa-bahasa lain, termasuk Lao dan bahasa Myanmar. Langkah ini mencerminkan komitmen Sea-Lion dalam mendukung keragaman budaya di seluruh kawasan Asia Tenggara.
Kolaborasi dengan Perusahaan Ternama
Sea-Lion bukan hanya sebuah proyek lokal. Ini menjadi bagian integral dari inisiatif kecerdasan buatan senilai S$70 juta di Singapura. Pendanaan ini, mayoritasnya berasal dari National Research Foundation, diarahkan untuk merekrut dan mendukung talenta di bidang kecerdasan buatan serta membangun infrastruktur yang diperlukan.
AI Singapore menjalankan proyek ini dengan dukungan mitra industri seperti Amazon Web Services dan Google Research. Kolaborasi dengan SeaCrowd, proyek pengumpulan data tentang bahasa dan budaya di Asia Tenggara, membantu memastikan bahwa Sea-Lion tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan linguistik dan budaya di kawasan ini.