Odoo, sebuah startup yang berfokus pada perangkat lunak manajemen perusahaan, telah menarik perhatian investor besar seperti Alphabet dan Sequoia Capital. Perusahaan ini menawarkan lebih dari 80 aplikasi di platformnya, mencakup berbagai solusi bisnis seperti akuntansi, manajemen hubungan pelanggan (CRM), sumber daya manusia, hingga e-commerce dan pembuatan situs web.
Fabien Pinckaers, CEO sekaligus salah satu pendiri Odoo, menjelaskan bahwa pasar perangkat lunak ERP (enterprise resource planning) masih sangat terfragmentasi. Menurutnya, “Pasar ini sangat kompleks karena kebutuhan perusahaan kecil mencakup banyak aspek, mulai dari akuntansi hingga inventaris, e-commerce, dan point-of-sale. Mereka membutuhkan solusi sederhana dan terjangkau, namun belum ada yang berhasil menggabungkan keduanya.”
Pinckaers menyoroti bahwa solusi seperti SAP cocok untuk perusahaan besar tetapi terlalu rumit dan mahal bagi bisnis kecil. Pendekatan Odoo yang open-source memungkinkan akses ke kode sumber secara gratis, sehingga bisnis kecil dapat menyesuaikan perangkat lunak sesuai kebutuhan tanpa biaya besar.
Dukungan Investor dan Pertumbuhan Stabil
Andrew Reed, mitra di Sequoia Capital, menilai pendekatan Odoo terhadap pasar ERP membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkembang dibanding startup lainnya. Kompleksitas sistem inti dan adaptasi kebutuhan pengguna lintas negara menjadi tantangan utama.
Valuasi Odoo yang meningkat berasal dari penjualan saham sekunder sebesar €500 juta oleh investor awal, termasuk Summit Partners, Noshaq, dan Wallonie Entreprendre, kepada CapitalG dan Sequoia. Summit tetap menjadi pemegang saham institusional terbesar Odoo, sementara Pinckaers tidak pernah menjual saham pribadinya.
Berawal dari Peternakan di Belgia
Cerita Odoo dimulai dengan sangat sederhana. Dua dekade lalu, Pinckaers membuka kantor pertama perusahaan ini di sebuah peternakan di Belgia karena keterbatasan dana. Saat bisnis mulai menghasilkan pendapatan, Odoo membuka dua kantor tambahan di Belgia, yang kini menjadi pusat penelitian, pengembangan, dukungan, dan teknisnya.
Kini, Pinckaers tinggal di India bersama keluarganya untuk memperluas kehadiran Odoo di sana. Fokusnya adalah merekrut lebih banyak tenaga kerja, meningkatkan pemasaran, dan memperluas jaringan mitra Odoo secara global.
IPO Bukan Prioritas
Meskipun skala bisnis Odoo sudah siap untuk penawaran saham perdana (IPO), Pinckaers menegaskan bahwa perusahaan tidak terburu-buru untuk melantai di bursa. Menurutnya, tetap menjadi perusahaan swasta memberi fleksibilitas untuk berinvestasi dalam jangka panjang.
Investor seperti CapitalG juga tidak mendesak Odoo untuk IPO. Alex Nichols, mitra di CapitalG, menyatakan bahwa waktu IPO tergantung pada kondisi pasar publik yang di luar kendali mereka.
Dengan pendekatan bootstrapping selama satu dekade terakhir, Odoo membuktikan bahwa pertumbuhan tanpa pendanaan eksternal utama dapat menciptakan perusahaan yang tangguh. Kini, dengan dukungan Alphabet dan Sequoia, Odoo siap melangkah lebih jauh sebagai salah satu pesaing utama di pasar perangkat lunak ERP.