(Artikel ditulis dalam Bahasa Inggris oleh Catherine Yong, Cxpose.tech)
Maret lalu, alat canggih dari RoPlus yang dapat diperluas di ujung lengan robot mulai digunakan di lini perakitan Coca-Cola Singapura. Alat ini membantu mengemas kantong plastik berisi bahan bubuk. Implementasi ini menjadi terobosan penting karena alat tersebut bekerja mulus dengan sistem deteksi pintar berbasis visi yang mampu mengenali kantong plastik transparan dan menyesuaikan cengkeramannya pada kantong bubuk yang berubah bentuk menjadi tidak beraturan.
Waktu dan tenaga produksi berhasil dihemat karena teknisi tidak lagi perlu mengatur ulang cengkeraman dan konfigurasi lengan robot secara manual. Low Jin Huat, salah satu pendiri RoPlus, mengungkapkan rasa bangga dan antusiasnya terhadap keberhasilan solusi ini.
Siapa sangka, delapan bulan kemudian, optimisme tentang gripper robotik lunak ini semakin meningkat. Pada konferensi teknologi regional besar, Dennis Ang, Senior Director Enterprise Business untuk ASEAN dan ANZ di Nvidia, berbicara tentang humanoid bertenaga AI yang kini menjadi mungkin berkat inovasi Nvidia dalam kecerdasan buatan, kerangka pembelajaran robot, kembar digital, pengolahan video, dan lainnya.
Dennis menyampaikan, “Kami percaya momen ChatGPT berikutnya, untuk generative AI, akan muncul dalam bentuk robot humanoid.”
Potensi teknologi gripper lunak dalam robot humanoid sangat besar, terutama karena kebutuhan akan kelincahan, adaptabilitas, dan keamanan dalam interaksi dengan manusia serta lingkungan yang beragam. Sektor seperti kesehatan, perhotelan, layanan makanan dan minuman, hingga logistik dan manufaktur dapat memanfaatkan teknologi ini.
Inovasi RoPlus dalam Otomasi
Setelah sukses di lini pengemasan Coca-Cola, RoPlus terus mengembangkan solusi untuk klien lainnya. Salah satunya adalah produsen bihun yang ingin mengotomasi proses penting dalam produksi. Dengan menggunakan satu lengan robot RoPlus yang dilengkapi gripper adaptif, perusahaan tersebut kini bisa menggantikan dua operator manusia dan menghemat sekitar 1.300 jam kerja setiap bulan.
Memenuhi Kebutuhan Pasar
Kasus penggunaan otomatisasi di berbagai industri semakin berkembang pesat. Pandemi COVID-19 telah mempercepat adopsi teknologi ini, namun kini fokusnya bukan lagi sekadar menutupi kekurangan tenaga kerja akibat pembatasan sosial, melainkan untuk mencapai efisiensi dan produktivitas nyata.
“Banyak yang berpikir pasar robotik sudah jenuh,” kenang Jin Huat. “Namun, yang kami temukan adalah meski banyak robot yang tersedia, hanya sedikit yang menawarkan kemampuan cerdas dan adaptif seperti yang dibutuhkan oleh otomasi modern.”
RoPlus berhasil memanfaatkan peluang ini berkat gripper mereka yang kompatibel dengan hampir semua merek lengan robot di pasar dan mudah diintegrasikan melalui antarmuka plug-and-play.
Fokus RoPlus pada gripper robotik lunak yang cerdas dan sistem penglihatan canggih muncul dari pengamatan terhadap tantangan di industri. “Kami sering mendengar keluhan yang sama,” ujar Jin Huat. “Perusahaan membutuhkan solusi yang mampu menangani komponen halus satu menit dan bentuk tidak beraturan di menit berikutnya, sambil tetap mempertahankan kecepatan dan adaptabilitas.”
Didirikan sebagai spin-off dari National Robotics Program (NRP) pada tahun 2021, RoPlus kini memiliki klien di Singapura, Jepang, dan Afrika Selatan. “Keunggulan kami adalah menawarkan gripper lunak dengan jari hasil cetakan 3D yang dapat disesuaikan,” jelas Jin Huat.
Hal ini menjadikan alat canggih mereka, yang dilengkapi teknologi penglihatan pintar, sangat cocok untuk sektor makanan dan minuman, di mana banyak item rapuh seperti piring, gelas, dan bahan makanan perlu ditangani dengan hati-hati.
Menjawab Tantangan Industri
Berbagai industri memiliki kebutuhan unik dalam otomasi. Misalnya, manufaktur elektronik membutuhkan penanganan komponen yang semakin kecil dan rapuh, sementara pengolahan makanan harus memenuhi standar kebersihan yang ketat. Di sisi lain, pengemasan farmasi memerlukan presisi tinggi dan pencegahan kontaminasi.
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, RoPlus juga menawarkan pencetakan 3D aktuator lunak sesuai permintaan dengan biaya rendah menggunakan elastomer termoplastik. Mereka juga mengembangkan aktuator hibrida yang fleksibilitas dan kekakuannya dapat diprogram dan disesuaikan.
Agar akurat dalam mendeteksi item yang akan diambil dan dipindahkan, RoPlus menggunakan sistem visi 2D dan 3D yang didukung algoritma pembelajaran mendalam yang beroperasi dengan solusi gripper mereka.
Tantangan Berikutnya
RoPlus berfokus pada pengembangan teknologi yang mampu mengatasi tantangan spesifik industri, mulai dari menangani komponen elektronik yang rapuh hingga mengelola bentuk tidak beraturan dalam pengolahan makanan.
“Sekarang kami sedang mengintegrasikan aktuator jari cetak 3D kami dengan tangan robot tradisional untuk menjaga kelembutan sambil mencapai kelincahan,” kata Jin Huat ketika ditanya tentang kemungkinan penggunaan teknologi ini pada robot humanoid.
Permintaan untuk teknologi gripper lunak terus meningkat, didorong oleh aplikasi di berbagai industri dan kebutuhan solusi otomatisasi yang efisien. Ukuran pasar gripper robotik lunak diperkirakan mencapai USD 2,41 miliar pada tahun 2031, dengan CAGR sebesar 7,46% dari 2023.
Dengan terus berinovasi dalam desain dan fungsionalitas, teknologi ini berpotensi menjadi bagian penting dalam masa depan robotika, termasuk robot humanoid.
(Artikel asli ini dipublikasikan dalam Bahasa Inggris Cxpose.tech, baca sumber asli)