Kamu sudah menginstal program antivirus terkenal di komputer, merasa yakin bahwa pertahanan digital kamu sudah kuat. Namun, suatu hari, kamu melihat aktivitas aneh di akun kamu, transaksi tidak sah, atau bahkan komputer tiba-tiba melambat. Kamu pun bingung, berpikir, “Aku sudah mengaktifkan antivirus, kok masih kena hack?”.
Meskipun antivirus penting, itu hanya satu bagian dari keseluruhan keamanan siber. Pertama, kita pahami dulu apa yang dilakukan antivirus. Antivirus memindai komputer untuk mencari ancaman yang sudah dikenal seperti virus, trojan, dan malware lainnya. Antivirus sangat baik dalam menangkap ancaman yang sudah diidentifikasi dan dicatat sebelumnya. Anggap saja seperti penjaga keamanan yang memeriksa identitas di pintu untuk memastikan hanya orang yang berwenang yang bisa masuk. Tapi, bagaimana jika penyusup punya identitas palsu yang tampak asli atau menemukan cara masuk melalui jendela yang tidak dijaga?
Ancaman Siber yang Terus Berkembang
Penjahat siber selalu mengembangkan taktik mereka, menciptakan bentuk malware baru dan mengeksploitasi celah lebih cepat daripada perusahaan antivirus bisa memperbarui database mereka. Ini beberapa alasan mengapa antivirus saja tidak cukup.
Ancaman Lanjutan
Peretas menggunakan teknik canggih seperti zero-day exploits, serangan pada celah keamanan yang belum diketahui, dan malware polimorfik yang mengubah kodenya agar tidak terdeteksi. Ancaman canggih ini sering lolos dari deteksi antivirus.
Phishing dan Rekayasa Sosial
Serangan phishing menipu kamu agar memberikan informasi sensitif dengan berpura-pura menjadi entitas tepercaya. Rekayasa sosial memanipulasi orang agar melanggar prosedur keamanan. Antivirus tidak bisa melindungi dari jenis serangan yang berfokus pada manusia ini.
Perangkat Lunak yang Tidak Terpatch
Pengembang perangkat lunak rutin merilis pembaruan untuk menambal celah keamanan. Jika kamu tidak menjaga sistem operasi dan aplikasi tetap terupdate, peretas bisa mengeksploitasi kelemahan ini, melewati antivirus kamu.
Kesalahan Pengguna dan Konfigurasi yang Salah
Bahkan antivirus terbaik pun tidak bisa mencegah pelanggaran keamanan akibat kata sandi lemah, mengklik tautan berbahaya, atau konfigurasi sistem yang salah. Kewaspadaan pengguna sangat penting untuk keamanan siber.
Cara Sederhana Memperkuat Keamanan Siber
Melindungi diri dari peretasan memerlukan strategi yang lebih kompleks daripada sekadar mengandalkan antivirus. Kamu perlu pendekatan berlapis untuk mengatasi berbagai macam ancaman yang mungkin dihadapi. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk memperkuat pertahanan siber kamu:
Pembaruan dan Penambalan Teratur
Pastikan sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak antivirus kamu selalu dalam versi terbaru. Pengembang perangkat lunak secara rutin merilis pembaruan yang memperbaiki celah keamanan dan meningkatkan kinerja. Aktifkan fitur pembaruan otomatis jika tersedia, agar kamu tidak melewatkan pembaruan penting yang bisa melindungi dari ancaman terbaru.
Gunakan Firewall
Firewall berfungsi sebagai penghalang yang memonitor dan mengendalikan lalu lintas jaringan yang masuk dan keluar dari komputer kamu. Dengan mengaktifkan firewall, kamu bisa memblokir akses tidak sah dan mendeteksi aktivitas mencurigakan sebelum mencapai sistem kamu. Firewall bisa berbentuk perangkat lunak yang terpasang di komputer atau perangkat keras yang menjadi bagian dari jaringan kamu.
Aktifkan Otentikasi Multi-Faktor (MFA)
Otentikasi Multi-Faktor menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan memerlukan lebih dari satu metode verifikasi sebelum mengizinkan akses ke akun kamu. Selain kata sandi, kamu mungkin perlu memasukkan kode yang dikirim ke ponsel, menggunakan aplikasi otentikasi, atau sidik jari. MFA sangat efektif untuk mencegah akses tidak sah meskipun kata sandi kamu telah dibobol.
Praktikkan Kebersihan Kata Sandi yang Baik
Kata sandi adalah garis pertahanan pertama dalam keamanan siber. Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun, menghindari penggunaan informasi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan. Panjang kata sandi minimal 12 karakter dengan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Pertimbangkan menggunakan pengelola kata sandi untuk menyimpan dan mengelola kata sandi kamu dengan aman.
Hati-hati Saat Online
Internet penuh dengan jebakan yang bisa mengancam keamanan kamu. Jangan sembarangan mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari sumber yang tidak dikenal. Verifikasi keabsahan email atau pesan, terutama yang meminta informasi pribadi atau mendesak kamu untuk melakukan tindakan segera. Waspadai situs web phishing yang meniru situs asli untuk mencuri informasi kamu.
Lakukan Pencadangan Reguler
Data penting kamu harus dicadangkan secara berkala ke media penyimpanan eksternal seperti hard drive atau layanan penyimpanan cloud. Pencadangan ini akan sangat berguna jika kamu mengalami serangan ransomware atau kehilangan data karena kegagalan sistem. Pastikan pencadangan dilakukan secara otomatis dan terjadwal untuk memastikan semua data terbaru kamu tersimpan dengan aman.
Meskipun antivirus adalah komponen penting dari alat keamanan siber kamu, itu tidak boleh menjadi satu-satunya pertahanan kamu. Dunia digital penuh dengan ancaman canggih yang memerlukan pendekatan yang komprehensif dan proaktif terhadap keamanan. Dengan menerapkan lapisan perlindungan yang beragam dan tetap waspada, kamu bisa secara signifikan mengurangi risiko terkena serangan siber.