SAN JOSE, PARIS – Transformasi operasional perusahaan berbasis kecerdasan buatan kini memasuki babak baru. Supermicro dan Ericsson mengumumkan kolaborasi strategis untuk mempercepat adopsi Edge AI tanpa ketergantungan pada konektivitas kabel. Kolaborasi ini bukan sekadar bundling perangkat keras—melainkan langkah besar dalam mendefinisikan ulang cara perusahaan menghadirkan kecerdasan buatan langsung ke lapangan, dengan kecepatan dan efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya.
Transformasi Operasional: Dari Kabel ke Konektivitas Cerdas
Dengan menandatangani nota kesepahaman, Supermicro—pemimpin global solusi komputasi edge—dan Ericsson—raksasa telekomunikasi dunia—berkomitmen menghadirkan solusi terpadu yang menggabungkan komputasi AI lokal milik Supermicro dan jaringan 5G enterprise dari Ericsson. Tujuannya jelas: memangkas waktu implementasi dan menyederhanakan proses deployment AI di berbagai sektor, mulai dari ritel, industri manufaktur, hingga layanan kesehatan dan kota cerdas.
Kenapa Latensi Rendah Jadi Kebutuhan Baru
Tren Edge AI kian relevan dalam era di mana latensi—atau waktu tunda pemrosesan data—menjadi faktor penentu kesuksesan aplikasi. Teknologi seperti machine vision di lini produksi, deteksi kecurangan transaksi secara real-time, serta manajemen lalu lintas berbasis sensor dan kamera, semuanya membutuhkan respon instan. Namun, kendala besar masih membayangi: sistem AI tradisional membutuhkan infrastruktur data center yang kompleks, biaya tinggi, dan waktu instalasi lama.
Di sinilah solusi kolaboratif Supermicro dan Ericsson menjadi game changer. Dengan menghadirkan perangkat edge yang sudah tervalidasi dan siap digunakan, serta jaringan 5G sebagai tulang punggung konektivitas, perusahaan tidak lagi bergantung pada kabel atau jaringan tetap yang kerap sulit dijangkau—terutama di wilayah terpencil atau kawasan industri yang belum tersentuh infrastruktur fiber optic.
Menurut Mory Lin, Vice President, IoT/Embedded & Edge Computing, Supermicro, kolaborasi ini memungkinkan aplikasi AI diimplementasikan di lokasi-lokasi seperti pabrik pintar, simpang jalan cerdas, hingga area layanan publik terpencil. Perangkat Supermicro, dari model fanless berukuran mini hingga 1U rackmount systems, dirancang agar dapat bekerja optimal di lingkungan ekstrem sekalipun, sambil tetap memberikan performa pemrosesan setara sistem wired.
Portofolio WAN nirkabel Ericsson yang mencakup adaptor nirkabel indoor dan outdoor untuk pita frekuensi rendah dan menengah, serta perangkat 5G, SD-WAN, dan keamanan, merupakan komponen penting bagi perusahaan ketika konektivitas kabel tradisional dirasa tidak praktis atau bahkan tidak tersedia untuk beberapa penerapan di edge. Dalam situasi seperti ini, 5G dapat berfungsi sebagai koneksi WAN utama atau bahkan sebagai koneksi cadangan untuk penerapan yang bersifat krusial bagi bisnis. Dengan solusi dari Ericsson, perusahaan juga dapat memanfaatkan fitur-fitur 5G seperti network slicing, kecerdasan seluler, dan keamanan zero trust.
Tantangan Asia Tenggara: Edge AI sebagai Solusi Nyata
Di kawasan seperti Indonesia dan Asia Tenggara, banyak kota atau area industri yang belum memiliki infrastruktur jaringan kabel yang memadai. Namun, kebutuhan akan teknologi cerdas—baik untuk otomatisasi pabrik, pengawasan lalu lintas, maupun pelayanan kesehatan berbasis data—terus meningkat.
Dengan solusi gabungan ini, perusahaan di wilayah tersebut tidak perlu lagi menunggu pembangunan jaringan kabel atau investasi data center lokal yang mahal. Kombinasi 5G dan Edge AI memungkinkan mereka langsung menjalankan sistem AI di tempat, dari gudang hingga ruang operasi rumah sakit.
“Selama hampir satu dekade, Ericsson telah mentransformasi WAN edge, memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan apa pun, di mana pun, dengan kecepatan dan kelincahan tinggi. Kami sangat antusias berkolaborasi dengan Supermicro untuk menghadirkan kecepatan dan kelincahan yang sama ke ranah Edge AI yang sedang berkembang. Bersama-sama, kami memiliki peluang untuk mempermudah perusahaan dalam mengoperasikan kecerdasan di edge.” jelas Jonathan Fischer, dikutip dan diterjemahkan dari rilis resminya.
Inisiatif ini menjadi cerminan arah masa depan teknologi: efisiensi, fleksibilitas, dan kecepatan yang berpadu dengan kecerdasan lokal. Di tengah akselerasi transformasi digital, Supermicro dan Ericsson tidak hanya menjual produk—mereka menawarkan paradigma baru dalam menjalankan operasional bisnis modern.