Changpeng Zhao, tokoh di balik kejayaan Binance, bursa kripto terbesar di dunia, menghadapi sorotan setelah mengakui keterlibatannya dalam kasus pencucian uang. Akibatnya, Zhao setuju untuk melepaskan jabatannya sebagai CEO dan membayar denda sebesar $50 juta.
Selain itu, Binance juga mengakui bersalah dan harus merogoh kocek sekitar $1.81 miliar sebagai denda kriminal. Ditambah kewajiban mengembalikan dana senilai $2.51 miliar untuk menyelesaikan tiga dakwaan pidana yang digugat oleh Departemen Kehakiman AS.
Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah denda sebesar $4.3 miliar yang disetujui oleh Binance dan Zhao sebagai bagian dari pengakuan bersalah ini menjadi salah satu denda terbesar yang pernah dijatuhkan oleh Departemen Kehakiman dalam sejarah penegakan hukum kriminal.
Merrick Garland, Jaksa Agung AS, mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa Binance dihadapkan pada tuduhan melanggar Undang-Undang Pengiriman Uang Tanpa Izin, konspirasi, dan pelanggaran Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional.
Kesepakatan ini diambil setelah pihak berwenang menuduh bahwa Binance tidak menerapkan kontrol yang memadai untuk mencegah pencucian uang, termasuk protokol pengenalan pelanggan yang komprehensif.
Dalam pengumuman lainnya, Zhao menegaskan bahwa kesepakatan dengan otoritas AS tidak menuduh Binance menggelapkan dana pengguna atau terlibat dalam manipulasi pasar. Namun, dokumentasi pengadilan mengungkapkan bahwa Binance tidak pernah menerapkan kontrol yang memadai untuk mencegah pencucian uang, termasuk pelaporan aktivitas mencurigakan.
Menurut Acting U.S. Attorney Tessa Gorman untuk Distrik Barat Washington, Binance disebutkan “menyebabkan transaksi ilegal antara pengguna AS dan pengguna di wilayah yang dikenai sanksi, seperti Iran, Kuba, Suriah, dan wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Transaksi ini menghasilkan keuntungan besar bagi Binance melalui biaya yang signifikan.”
Sebagai contoh, antara Januari 2018 dan Mei 2022, Binance disebut “secara sengaja menyebabkan lebih dari $898 juta dalam perdagangan antara pengguna AS dan pengguna yang biasanya tinggal di Iran,” sesuai dengan tuduhan Departemen Kehakiman.
Dalam pengumuman di platform media sosial X, Zhao menyatakan pengunduran dirinya sebagai CEO dengan kata-kata, “Hari ini, saya mengundurkan diri sebagai CEO Binance. Meski sulit secara emosional, saya yakin ini langkah yang benar. Saya membuat kesalahan dan harus bertanggung jawab. Keputusan ini terbaik untuk komunitas kami, Binance, dan diri saya sendiri.”
(Cuplikan status Zhao di platform X)
Richard Teng, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pemasaran Regional Global Binance, diumumkan sebagai CEO baru menggantikan Zhao.
Sebelum menjadi bagian dari Binance, ia menjabat sebagai CEO Otoritas Jasa Keuangan Abu Dhabi Global Market (ADGM). Richard juga menunjukkan kepemimpinan yang kuat sebagai Chief Regulatory Officer di Singapore Exchange (SGX) dan Direktur Keuangan di Monetary Authority of Singapore (MAS).