Dalam dunia bisnis, startup sering dianggap sebagai mesin pencetak uang bagi para investor yang berani mengambil risiko. Namun, ketika sebuah startup bangkrut, apa yang terjadi dengan uang investor yang telah mereka tanamkan?
Siapa yang Terlebih Dahulu Mengalirkan Uang?
Proses pembagian dana dalam kebangkrutan startup sering diibaratkan sebagai “model air terjun.” Dalam model ini, kreditur diberi prioritas pembayaran sebelum dana dialokasikan kepada pemegang saham (investor). Misalnya, kreditur yang memiliki klaim atas aset spesifik perusahaan akan mendapat bayaran lebih dulu daripada kreditur yang klaimnya tidak memiliki jaminan aset.
Kategori Kreditur dalam Ekosistem Keuangan Startup
Selain investor ada juga perorangan yang terkena dampa “uang hilang” akibat sebuah startuup bangkrut, diantaranya:
Kreditur Terjamin
Kreditur terjamin adalah pihak yang memiliki hak atas aset tertentu perusahaan yang dijadikan jaminan untuk pinjaman. Saat terjadi kebangkrutan, kreditur terjamin memiliki hak untuk menjual aset tersebut dan menggunakan hasilnya untuk melunasi utang mereka. Sebagai contoh, bank yang memberikan pinjaman dengan jaminan atas properti startup akan termasuk dalam kelas ini.
Pemegang Utang Senior
Pemegang utang senior menjadi level kedua setelah kreditur tejamin yang memiliki prioritas tinggi atas aset perusahaan dalam hal pengembalian utang, meskipun tanpa jaminan spesifik atas aset tersebut. Mereka seringkali adalah pemegang obligasi atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman tanpa jaminan. Dalam proses kebangkrutan, pemegang utang senior akan dibayar setelah kreditur terjamin, namun sebelum kreditur tanpa jaminan.
Kreditur Tanpa Jaminan
Selanjutnya adalah kreditur tanpa jaminan yangs sering kali disebut pemasok, vendor, atau kontraktor yang memberikan barang atau jasa kepada perusahaan tanpa jaminan atas aset. Dalam proses kebangkrutan, kreditur tanpa jaminan akan menjadi prioritas terendah dalam pembagian aset perusahaan.
Pemegang Saham (Investor)
Pemilik saham perusahaan yang berpotensi mendapatkan dividen jika perusahaan menghasilkan keuntungan. Namun, dalam kebangkrutan, pemegang saham hanya akan menerima sisa dana setelah semua utang perusahaan terbayar. Oleh karena itu, mereka seringkali menjadi yang terakhir dalam urutan pembayaran.
Proses Distribusi Uang Startup Setelah Dinyatakan Bangkrut
Proses kebangkrutan dimulai dengan pengajuan kebangkrutan oleh startup kepada pengadilan, yang kemudian menunjuk seorang pengurus untuk mengelola proses tersebut. Selanjutnya, pengurus akan menilai dan mengidentifikasi semua aset startup, dan kreditur kemudian mengajukan klaim atas dana yang mereka butuhkan. Aset startup dijual untuk membayar kreditur, dan dana kemudian dibagikan sesuai dengan model air terjun, dengan kreditur terjamin dan utang senior yang mendapat prioritas terlebih dahulu.
Investasi dalam startup tidak pernah terlepas dari risiko. Investor harus mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Tanggung Jawab Startup kepada Investor
Selain memberikan pengembalian finansial, startup juga memiliki tanggung jawab untuk membangun kepercayaan melalui transparansi dan pengelolaan dana yang bertanggung jawab. Mereka harus memberikan laporan keuangan reguler, melaporkan metrik kunci, pencapaian milestone, dan tantangan yang dihadapi. Startup juga harus transparan, akuntabel, menggunakan dana dengan bertanggung jawab, mengelola dengan teliti, dan memiliki strategi keluar yang jelas.
Dengan memenuhi tanggung jawab ini, startup dapat membangun hubungan yang kuat dengan investor mereka. Ini membuka jalan bagi investasi dan dukungan yang berkelanjutan, menciptakan ekosistem startup yang sukses di mana semua pihak menang.