Pada minggu ke dua Maret 2024, Bitcoin sentuh ATH (All Time High) dengan nilai $68,900, mencatat rekor tertinggi baru dalam sejarahnya yang sudah 15 tahun. Lonjakan ini terjadi kurang dari dua tahun setelah industri kripto mengalami kehancuran yang menghilangkan miliaran dolar, serta berujung pada vonis pidana bagi tokoh-tokoh industri seperti Sam Bankman-Fried dan Changpeng Zhao. Setelah kejatuhan FTX milik Bankman-Fried pada November 2022, harga bitcoin sempat turun di bawah $17,000.
Kebanyakan analis tidak terkejut dengan fenomena ini. Bitcoin memang dikenal naik turun dalam siklus yang penuh gejolak. Para penggemar kripto menganggap kejadian Bitcoin sentuh ATH ini sebagai tanda kematangan dan kekuatan baru bitcoin.
Namun, ada juga yang skeptis. Mereka berpendapat bahwa kenaikan harga bitcoin belakangan ini kurang didukung oleh dasar yang kuat, dan bahwa kesuksesannya hanya sebagian dari cerita global yang lebih besar. Tak lama setelah mencapai rekor tertinggi, harga bitcoin turun kembali menjadi $61,000 pada Selasa sore.
Sepak Terjang Sebelum Bitcoin Sentuh ATH
Pada 10 November 2021, harga bitcoin mencapai rekor tertinggi sebesar $68,789 sebelum ditutup pada $64,995. Namun, pada pertengahan Desember 2021, harga bitcoin turun menjadi $46,164. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian tentang inflasi dan munculnya varian baru COVID-19, Omicron, yang membuat investor khawatir.
Antara Januari dan Mei 2022, harga bitcoin terus turun secara bertahap. Pada akhir Maret, harga penutupan bitcoin hanya mencapai $47,445 sebelum turun lebih jauh menjadi $28,305 pada 11 Mei. Ini adalah pertama kalinya sejak Juli 2021 bitcoin ditutup di bawah $30,000. Pada 13 Juni, harga kripto ini anjlok lagi, bahkan turun di bawah $23,000 untuk pertama kalinya sejak Desember 2020. Sejak “musim dingin kripto” dimulai pada November 2021, bitcoin bahkan turun di bawah $20,000 pada akhir 2022.
Keberuntungan berubah bagi bitcoin pada 2023. Tahun itu, harga bitcoin melonjak secara luar biasa. Bitcoin memulai tahun 2023 dengan harga $16,605 dan terus naik sepanjang tahunnya, berakhir pada $42,265.
Faktor yang Mempengaruhi All-Time High (ATH) Bitcoin
(Ilustrasi aplikasi Bitcoin. Sumber foto Unsplash oleh Viktor Forgacs)
Tren Makroekonomi
Harga bitcoin sering kali dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Ketika kondisi ekonomi membaik, minat investor terhadap bitcoin cenderung meningkat karena dianggap sebagai aset investasi yang potensial.
Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang rendah dapat mendorong minat investor pada aset berisiko, termasuk bitcoin. Sebaliknya, kenaikan tingkat bunga dapat mengurangi minat investor pada bitcoin.
Regulasi
Ketika regulasi terkait bitcoin menjadi lebih jelas dan mendukung penggunaan kripto, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong kenaikan harga bitcoin.
Exchange-Traded Funds (ETFs)
Pengenalan ETF bitcoin dapat meningkatkan aksesibilitas dan likuiditas bitcoin, sehingga meningkatkan minat investor dan mendorong kenaikan harga.
Pasokan dan Permintaan
Pasokan terbatas bitcoin (dengan jumlah maksimum yang dapat diproduksi adalah 21 juta bitcoin) membuatnya mirip dengan logam mulia, seperti emas. Jika permintaan terus meningkat sementara pasokan tetap, hal ini dapat mendorong kenaikan harga.
Biaya Mining
Biaya untuk menambang bitcoin (proses memvalidasi transaksi dan menambahkannya ke blockchain) juga dapat mempengaruhi harga. Jika biaya penambangan meningkat, hal ini dapat membatasi pasokan baru bitcoin, yang mungkin berkontribusi pada kenaikan harga.
Persaingan dengan Mata Uang Kripto Lainnya
Bitcoin bersaing dengan berbagai mata uang kripto lainnya. Faktor-faktor seperti teknologi, keamanan, dan penerimaan oleh pasar dapat mempengaruhi posisi bitcoin dalam persaingan ini, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga.
Semua faktor ini saling terkait dan dapat berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap harga bitcoin. Oleh karena itu, pergerakan harga bitcoin sering kali dipelajari secara komprehensif dengan mempertimbangkan semua faktor ini.