Pada Jumat pekan lalu, pengguna Microsoft Teams di seluruh dunia dikejutkan dengan masalah serius. Selama delapan jam yang panjang, layanan kolaborasi andalan ini tidak dapat diakses di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Pengguna melaporkan berbagai masalah, mulai dari kesulitan masuk ke Teams, pesan yang menghilang, lampiran yang tak terlihat, hingga penundaan dalam berbagai fitur.
Tim Microsoft Teams dengan sigap merespons laporan pengguna dan bekerja keras untuk memperbaiki masalah tersebut. Meskipun layanan sekarang telah pulih, pengguna anonim mungkin masih mengalami kendala tertentu seperti kesulitan bergabung dengan rapat atau akses riwayat Copilot. Bahkan, bagi sebagian, restart komputer juga menjadi solusi yang masih dirasa perlu.
Bagi pengguna di Indonesia yang mengandalkan Teams untuk mengatur kolaborasi pekerjaan, kondisi ini tentu menjadi perhatian. Namun, jangan khawatir, masih ada alternatif Microsoft Teams yang dapat diandalkan dan bahkan gratis.
Alternatif Microsoft Teams yang Ok di 2024
Slack
Slack, platform kolaborasi yang telah meraih popularitas pesat, menjadi pilihan pertama. Dalam perjalanannya, Slack mengalami pertumbuhan yang signifikan, terutama selama pandemi COVID-19, yang meningkatkan kebutuhan akan alat kerja jarak jauh.
(Ilustrasi Slack. Sumber foto Slack)
Kelebihan Slack
Kelebihan Slack termasuk antarmuka yang ramping dan menyenangkan dengan emoji, meme, dan GIF yang beragam. Integrasi yang luas dengan aplikasi pihak ketiga seperti Google Drive dan Dropbox juga memberikan keunggulan tersendiri. Tidak heran jika Slack bisa menjadi alternatif Microsoft Teams.
Kekurangan Slack
Namun, perlu diingat bahwa fitur videoconferencing Slack memiliki batasan pada 15 peserta per panggilan. Integrasi yang kurang mulus dengan Office 365 mungkin menjadi pertimbangan, terutama jika perusahaan banyak menggunakan aplikasi Microsoft. Meski begitu, Slack tetap menjadi opsi menarik dengan fitur-fitur canggih seperti Slackbot dan Workflow Builder.
Spike
Spike, awalnya dikembangkan sebagai alat untuk menggabungkan email, chat, dan video dalam satu platform, menawarkan pengalaman pengguna yang sederhana dan intuitif.
(Ilustrasi Spike. Sumber foto Spike)
Kelebihan Spike
Fitur unik seperti Spike Canvas, yang memungkinkan pembuatan papan tulis interaktif bersama tim, dan Spike Connect, untuk berkomunikasi dengan perusahaan lain, memberikan nilai tambah yang menarik dan bisa menjadi alternatif Microsoft Teams. Meskipun tidak memiliki aplikasi native untuk Linux, Spike menyediakan integrasi yang baik dengan aplikasi pihak ketiga seperti Google Drive dan Dropbox.
Kekurangan Spike
Namun, Spike kurang bersaing dalam hal integrasi dengan Microsoft 365 dan fitur keamanan yang sekuat Microsoft Teams. Namun, jika fokus pada pengelolaan email dan komunikasi yang efisien, Spike bisa menjadi alternatif yang menarik.
Discord
Dikenal sebagai platform untuk komunikasi dalam komunitas gamer, Discord mulai menemukan tempatnya di dunia bisnis sebagai alternatif untuk Microsoft Teams.
(Ilustrasi Discords. Sumber foto Discords)
Kelebihan Discords
Dengan antarmuka yang ringan dan mudah digunakan, Discord menawarkan fitur voice dan video channel yang mendukung obrolan hingga 99 orang secara bersamaan. Fitur multistream dan breakout rooms memberikan fleksibilitas dalam berkomunikasi.
Kekurangan Discords
Namun, perlu dicatat bahwa Discord memiliki keterbatasan dalam integrasi dengan Microsoft 365 dan fitur keamanan yang tidak sekuat Microsoft Teams. Ketidaktersediaan penyimpanan cloud juga menjadi pertimbangan, terutama untuk pengguna yang sering menyimpan file atau dokumen di aplikasi.
Dalam memilih alternatif Microsoft Teams, pengguna di Indonesia memiliki opsi yang beragam. Slack, Spike, dan Discord masing-masing menawarkan keunggulan dan kekurangan. Pemilihan bergantung pada kebutuhan spesifik tim dan preferensi pengguna. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi dan menemukan platform yang paling cocok untuk memastikan kolaborasi yang efektif dan tanpa hambatan.