Pakaian bukan hanya sekadar kebutuhan sandang, melainkan telah menjadi elemen esensial dalam kehidupan sehari-hari. Semakin banyak individu yang berbelanja pakaian setiap bulan, baik untuk memenuhi tuntutan pekerjaan yang mengharuskan variasi outfit maupun untuk mengikuti perkembangan tren fashion terkini.
Kemudahan berbelanja semakin terbuka lebar dengan hadirnya toko pakaian online di berbagai platform e-commerce dan media sosial, yang menawarkan harga bersaing dan kualitas yang memadai.
Mengapa Banyak Pabrik Tekstil Buat Toko Pakaian Sendiri?
Pertanyaan yang muncul: mengapa semakin banyak toko pakaian yang memilih berdiri sendiri? Apakah ini merupakan hasil dari peralihan industri tekstil di Indonesia menuju model bisnis D2C (Direct to Consumer)?
D2C, atau Direct to Consumer, mewakili model bisnis yang memungkinkan produsen atau merek untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen, tanpa perantara seperti reseller, dropshipper, atau toko retail. Dengan menerapkan model bisnis ini, perusahaan dapat mengendalikan merek, reputasi produk, strategi pemasaran, serta taktik penjualan. Selain itu, mereka dapat mengumpulkan data konsumen secara langsung untuk meningkatkan produk dan layanan.
Beberapa contoh bisnis yang telah sukses menerapkan model bisnis D2C antara lain adalah Nike, yang menjual sepatu dan pakaian olahraga melalui situs web dan aplikasi seluler, serta Lululemon yang menjual pakaian olahraga dan perlengkapannya secara langsung melalui situs web dan toko fisiknya.
Keuntungan dari model bisnis D2C meliputi peningkatan keuntungan finansial, keterhubungan langsung dengan konsumen, dan fleksibilitas lebih besar dalam hal harga, promosi, dan pengiriman.
5 Hal Utama untuk Pabrik Tekstil yang Mau Beralih ke D2C
(Ilustrasi pabrik tekstil. Sumber foto Unsplash oleh Rio Lecatompessy)
Bagi pemilik pabrik tekstil yang ingin terlibat dalam bisnis D2C, persiapan yang matang diperlukan. Berikut langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan:
1. Analisis Pasar dan Target Konsumen
Sebelum memasuki bisnis D2C, lakukan analisis pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Identifikasi tren pasar dan tentukan target konsumen potensial. Misalnya beberapa bulan lagi menjelang bulan Ramadhan, pastinya banyak yang beli pakaian ibadah, sarung, hijab. Nah kamu bisa gunakan kesempatan ini untuk memulainya.
2. Pengembangan Produk
Kembangkan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target konsumen. Pastikan produk memiliki kualitas tinggi, keunikan, dan daya tarik yang kuat. Jangan sampai kamu hanya memiliki satu produk saja. Jangan hanya ikut ikutan trend, gunakan ciri khas produk kamu.
3. Pilih Platform Penjualan
Tentukan platform penjualan yang sesuai, apakah melalui e-commerce, media sosial, atau situs web sendiri. Pahami regulasi yang berlaku di setiap platform.
4. Automasi Proses Inventaris dan Supply Chain
Pastikan proses inventaris dan supply chain terotomatisasi untuk menghindari masalah seperti kehabisan stok atau pembatalan pesanan karena barang tidak siap.
5. Integrasi Sistem Pabrik dan Sistem Toko
Pentingnya integrasi sistem antara lingkungan produksi dan penjualan tidak boleh diabaikan. Pabrik tekstil seringkali menggunakan sistem lama (legacy system) yang tidak sejalan dengan sistem toko modern. Hal ini bisa saja menyebabkan kesenjangan informasi data. Pada sistem lama, rata – rata sistem pabrik on-premise. Biasanya diinstal dan dijalankan di infrastruktur internal pabrik, yang kurang standarisasi dan sulit diintegrasikan dengan sistem toko berbasis cloud.
Cara Modernisasi Sistem Pabrik dan Sistem Toko
Nah apa yang harus dilakukan? Ada dua cara. Pertama kamu bisa melakukan migrasi sistem lama ke sistem cloud memudahkan integrasi dengan sistem toko modern, memberikan akses dari mana saja dan meningkatkan fleksibilitas serta skalabilitas. Kedua, modernisasi sistem lama dapat dilakukan dengan menambahkan fitur-fitur baru yang sesuai dengan kebutuhan integrasi, seperti manajemen inventaris, sistem pemesanan, pengiriman, dan layanan pelanggan.
Sebetulnya, kamu tidak perlu ribet lagi memikirkan jenis sistem seperti apa. Ada banyak ERP (Enterprise Resource Planning) di pasaran yang bisa kamu gunakan. Jadi ERP yang seperti apa yang ok untuk bisnis kamu? Dan mana yang harus dilakukan cara pertama atau kedua? Hal yang harus kamu pahami adalah apa keperluan utama kamu. Implementasi ERP membutuhkan keahlian khusus dan strategi yang tepat. Oleh karena itu, konsultasi ke Software ERP di Indonesia dapat menjadi pilihan cerdas bagi perusahaan yang ingin menggunakan ERP dengan efektif dan efisien.
Intinya, dengan pemahaman dan penanganan tantangan integrasi sistem lama, pabrik tekstil dapat mempersiapkan diri secara efektif untuk terlibat dalam bisnis D2C, memaksimalkan potensi kesuksesan dalam lingkungan bisnis yang terus berubah. AppsChef bisa menjadi andalan bagi kamu jika ingin berkonsultasi dan kustomisasi sistem pabrik atau toko menggunakan ERP.