Industri e-commerce di Indonesia terus mengalami dinamika yang menarik perhatian. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa startup yang pernah berjaya harus menghadapi tantangan besar dan akhirnya mengalami kegagalan. Fenomena ini memberikan gambaran tentang persaingan sengit dan sulitnya mendapatkan pendanaan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis di era digital ini. Simak contoh startup terkenal yang harus menutup operasionalnya dan menyelidiki faktor-faktor yang berperan dalam kegagalan mereka.
JD ID
JD.ID, perusahaan e-commerce hasil kerjasama antara JD.com dari China dan Provident Capital, beberapa waktu yang lalu memutuskan untuk menghentikan semua layanannya pada tanggal 31 Maret 2023 kemarin. Penyebab kebangkrutan ini dapat dilihat dari tantangan bisnis dan persaingan yang sangat ketat di industri e-commerce. JD.ID harus menghadapi persaingan sengit dengan platform-platform e-commerce lainnya, yang mungkin mengakibatkan penurunan bisnis yang signifikan dan membuat mereka tidak dapat bertahan.
Disisi lain, ini merupakan bagian dari strategi JD.com untuk memfokuskan upayanya pada pengembangan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai inti bisnisnya. Tidak hanya di Indonesia, ternyata JD.com, raksasa e-commerce tersebut, juga memutuskan untuk keluar dari Thailand serta menghentikan bisnis logistik mereka di wilayah Asia Tenggara.
Airy Rooms
Diantara kamu mungkin ada yang pernah menginap di Airy Rooms jika berpergian ke luar kota. Startup akomodasi Airy Rooms, yang sebelumnya sempat meraih kesuksesan, pada tahun 2020 akhirnya harus menghentikan operasionalnya akibat pandemi Covid 19. Perusahaan ini menghadapi penurunan penjualan yang signifikan dan menerima banyak permintaan pengembalian dana dari para pengguna. Situasi ini memaksa Airy Rooms untuk mengambil keputusan sulit dengan menutup operasionalnya, mengakibatkan penurunan bisnis yang drastis.
Berdiri sejak 2015, perusahaan ini bekerja sama dengan lebih dari 2000 properti dan mengelola sekitar 30000 kamar di berbagai kota di Indonesia. Airy Rooms menawarkan tiga jenis kamar yang tersedia, yaitu Airy Premier, Airy Standard, dan Airy Eco.
Sorabel
Sorabel juga mengalami nasib serupa dengan beberapa startup Indonesia lainnya. Pada tanggal 30 Juli 2020, Sorabel terpaksa menghentikan semua kegiatan operasionalnya. Penyebab utama dari keputusan ini adalah kehabisan dana di tengah pandemi yang sedang melanda. Situasi yang sulit ini menyebabkan Sorabel tidak dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat di industri e-commerce fashion.
Sebelumnya, Sorabel dikenal dengan nama Sale Stock. Tujuan di balik perubahan ini adalah untuk mengubah citra dari produk murah menjadi merek yang lebih eksklusif dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Qlapa
Qlapa sebelumnya mendapatkan penghargaan sebagai Aplikasi Unik Terbaik dari Google Play Awards dan diakui sebagai salah satu startup dengan pertumbuhan yang paling menjanjikan oleh majalah Forbes Asia. Tapi, persaingan dengan marketplace Unicorn seperti Tokopedia dan Bukalapak menjadi terlalu berat bagi Qlapa. Dalam konteks persaingan startup yang ketat di Indonesia saat ini, Qlapa tidak mampu mengikuti langkah pesaing-pesaingnya yang lebih besar dan mapan.
Meskipun startup ini berhasil memulai operasionalnya pada tanggal 1 November 2015 dan dianggap sukses dalam menjembatani penjualan ribuan produk kerajinan tangan unik dari UMKM lokal, Qlapa akhirnya harus mengakhiri perjalanannya.
Kegagalan Startup ini bisa menjadi pembelajaran bagi industri e-commerce di Indonesia, terutama para pengusaha dan pelaku bisnis diharapkan dapat mengambil pelajaran dari pengalaman ini agar dapat terus berinovasi serta beradaptasi dengan segala dinamika perubahan yang terjadi.
1 Komentar
Pingback: 7 Jenis Pendanaan Startup dan Tips Cara Mengelola Dana Investor - Techmind.id