Sebagai dampak dari perubahan pasar yang semakin cepat, perusahaan saat ini dituntut untuk menjadi lebih adaptif, responsif, dan fleksibel dalam menjalankan strategi bisnis mereka. Di tengah ketidakpastian pasar global, keterbatasan rantai pasok, serta pergeseran perilaku pelanggan, sistem Enterprise Resource Planning (ERP) tradisional yang kaku dan monolitik kehilangan relevansi. Menjawab tantangan ini, Gartner memperkenalkan konsep strategis bernama “Composable Business” sebuah pendekatan modular dalam membangun perusahaan yang lincah, scalable, dan siap berubah menyesuaikan dinamika bisnis.
Melalui artikel ini, redaksi menyajikan pemahaman mendalam seputar Composable Business, serta merekomendasikan sejumlah platform ERP modular terkemuka, sebagai solusi yang patut dipertimbangkan.
Memahami Konsep Composable Business
Ketika pandemi COVID-19 melanda dan mengguncang tatanan bisnis global, banyak organisasi dihadapkan pada kenyataan pahit: model bisnis yang selama ini dianggap efisien ternyata rapuh menghadapi perubahan drastis. Salah satu contohnya adalah Services Australia, yang berhasil menangani lonjakan drastis aplikasi bantuan sosial dengan mengalihkan layanan ke kanal digital, memanfaatkan teknologi suara, dan meningkatkan penggunaan asisten virtual hingga 600%. Kunci keberhasilan ini adalah pendekatan composable business—sebuah strategi yang menekankan kelincahan, ketahanan, dan kemampuan beradaptasi melalui sistem yang modular dan fleksibel.
Konsep composable business, seperti dipaparkan Gartner dalam simposium virtual IT/Xpo, menggambarkan sebuah organisasi sebagai kumpulan blok bangunan yang dapat disusun ulang sesuai kebutuhan. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi secara real-time terhadap ketidakpastian, seperti perubahan perilaku konsumen atau gangguan rantai pasok. Empat prinsip utama mendasari pendekatan ini: modularitas, otonomi, orkestrasi, dan penemuan (discovery). Prinsip-prinsip ini bukan hanya gagasan teknis—seperti API atau container—tetapi fondasi untuk membangun struktur bisnis yang lebih tangguh.
Lebih jauh lagi, composable business tidak hanya soal teknologi, tapi juga pola pikir. Gartner menyebut tiga fondasi yang saling melengkapi: composable thinking (pola pikir kreatif dan adaptif), composable business architecture (struktur organisasi yang fleksibel), dan composable technologies (alat dan sistem digital yang saling terintegrasi). Ketika diterapkan secara menyeluruh, strategi ini memberikan organisasi kemampuan untuk bergerak lincah dalam menghadapi disrupsi. Dari manufaktur yang tiba-tiba memproduksi alat medis, hingga transformasi pelayanan publik, composable business menjadi cetak biru bisnis masa depan yang siap menghadapi berbagai kemungkinan.
Dari Monolitik ke Modular: Composable ERP
Salah satu manifestasi paling nyata dari prinsip composable business dapat ditemukan dalam sistem inti organisasi: Enterprise Resource Planning (ERP). Jika sebelumnya ERP dikenal sebagai sistem monolitik yang kompleks dan sulit diubah, kini pendekatan composable ERP hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan fleksibilitas dan kecepatan adaptasi. Dengan mengadopsi arsitektur modular, perusahaan dapat memilih, menggabungkan, atau mengganti komponen ERP sesuai kebutuhan bisnis yang terus berubah—tanpa harus merombak seluruh sistem. Inilah evolusi ERP dari sistem terintegrasi yang kaku menjadi ekosistem dinamis yang dirancang untuk masa depan.
“Composable ERP” adalah strategi arsitektur aplikasi yang memungkinkan organisasi untuk menyusun sistem ERP dari modul-modul fungsional terpisah yang saling terintegrasi. Ketimbang mengandalkan satu sistem tunggal yang besar dan kompleks, pendekatan ini menggunakan layanan-layanan kecil berbasis API dan teknologi cloud yang dapat dipasang-lepas sesuai dengan kebutuhan organisasi. Konsep ini mencerminkan nilai utama dari composable business: fleksibilitas, kecepatan, dan ketahanan terhadap krisis.
Menurut Gartner, organisasi dengan pendekatan TI yang composable akan dapat meluncurkan kemampuan digital baru 80% lebih cepat dibanding pesaingnya. Hal ini krusial di tengah tekanan konstan untuk berinovasi dan bereaksi cepat terhadap perubahan, seperti pandemi global, gangguan rantai pasok, atau pergantian strategi pasar secara tiba-tiba. Dapat disimpulkan bahwa tanpa strategi composable, sistem ERP berisiko menjadi hambatan ketimbang pendukung dalam situasi genting.
Mengapa Bisnis Harus Beralih ke Composable ERP?
Implementasi ERP bukanlah proyek sembarangan – risikonya besar, anggarannya tinggi, dan jika salah arah bisa berdampak negatif signifikan pada bisnis. Lebih dari 70% inisiatif ERP global tidak secara penuh memenuhi target mereka, bahkan 25% di antaranya mengalami kegagalan serius (Gartner). Oleh sebab itu, sistem ERP perlu bersifat dinamis dan adaptif – dua hal yang menjadi kekuatan utama dari pendekatan composable.
Composable ERP memungkinkan organisasi untuk memilih modul yang memang dibutuhkan, antara lain sistem keuangan, manufaktur, eCommerce, human capital, rantai pasok, hingga CRM. Fitur AI dan integrasi machine learning pun kini menjadi bagian intrinsik dari platform ERP masa kini. Bagi perusahaan yang tengah berkembang atau berekspansi lintas negara, kemampuan untuk menambahkan modul secara plug-and-play – misalnya manajemen multi-mata uang, perpajakan lokal, hingga prediksi permintaan – menjadi keunggulan tersendiri.
Rekomendasi Composable ERP
Berikut ini adalah beberapa platform ERP terkemuka yang mendukung pendekatan composable:
1. Odoo
Odoo adalah platform ERP open-source yang telah berevolusi menjadi salah satu suite bisnis paling fleksibel dan ekonomis. Odoo menawarkan lebih dari 30 modul inti, seperti akuntansi, manajemen proyek, penjualan, manufaktur, manajemen persediaan, CRM hingga HR, yang semuanya saling terintegrasi. Keunggulan Odoo terletak pada fleksibilitas dan harganya yang terjangkau – menjadikannya pilihan menarik untuk segmen UKM maupun perusahaan besar.
Di Indonesia, implementasi Odoo secara profesional dan tersertifikasi dilakukan oleh mitra resmi seperti AppsChef. AppsChef menyesuaikan modul ERP Odoo dengan kebutuhan spesifik berbagai industri – mulai dari manufaktur, distribusi, hingga eCommerce – dan dikenal memberikan pendekatan integrasi menyeluruh berbasis teknologi cloud dan AI. Fitur seperti Odoo Studio pun memungkinkan pengguna untuk mendesain workflow, laporan, dan tampilan UI yang disesuaikan tanpa perlu pengetahuan pemrograman mendalam.
2. SAP S/4HANA
SAP S/4HANA dikenal sebagai platform ERP generasi baru yang dirancang secara native untuk mendukung arsitektur composable. Sistem ini berbasis micro services dan cloud-first, memungkinkan perusahaan untuk memilih fungsionalitas yang mereka perlukan dan mengintegrasikannya dengan solusi pihak ketiga melalui API terbuka. SAP S/4HANA banyak digunakan oleh perusahaan besar dan multinasional yang mengandalkan real-time analytics, machine learning, serta scalability tinggi dalam pengelolaan data dan produksi.
3. Microsoft Dynamics 365
Dynamics 365 mengubah pendekatan tradisional ERP menjadi layanan modular berbasis cloud melalui Microsoft Power Platform. Solusi ini terdiri dari aplikasi-aplikasi terpisah untuk keuangan, layanan pelanggan, rantai pasokan, dan proyek. Kelebihannya terletak pada kemudahan integrasi dengan Microsoft Azure, Microsoft 365, dan ekosistem Microsoft lainnya – menjadikannya pilihan strategis untuk perusahaan yang sudah berada di lingkungan Microsoft.
4. Oracle Fusion Cloud ERP
Oracle Fusion ERP menawarkan modul penuh dari keuangan hingga manajemen sumber daya manusia, dan terintegrasi dengan kecerdasan buatan, chatbot, hingga smart workflow. Oracle mengedepankan pendekatan Best-of-Breed sekaligus composability melalui Oracle Cloud Infrastructure yang memungkinkan pengembangan dan integrasi berstandar tinggi. Oracle juga dikenal dengan kemampuan analitik prediktif berbasis ML yang terintegrasi langsung ke dalam sistem ERP mereka.
5. Infor CloudSuite
Infor, kini bagian dari Koch Industries, menawarkan CloudSuite – ERP berbasis industri yang telah ditulis ulang untuk mendukung cloud dan composability. Dengan pendekatan berbasis industri (verticalized), Infor memungkinkan perusahaan memilih modul sesuai kebutuhan sektor: mulai dari manufaktur, kesehatan, logistik, hingga agribisnis. Infor CloudSuite juga dibangun di atas platform AI bernama Coleman, serta memiliki sistem API terbuka untuk integrasi dengan berbagai solusi pihak ketiga.
6. NetSuite by Oracle
NetSuite, bagian dari portofolio Oracle, merupakan solusi ERP berbasis cloud yang diperuntukkan bagi bisnis berskala menengah hingga besar. Modul-modul terintegrasi seperti keuangan, CRM, eCommerce, dan SCM dapat dikonfigurasi secara modular. NetSuite memperoleh tempat di laporan Magic Quadrant Gartner berkat keandalan dan jangkauan globalnya.
7. Workday
Workday menawarkan ERP berbasis cloud dengan fokus utama pada human capital management (HCM) dan keuangan. Workday memanfaatkan pendekatan composable architecture melalui API terbuka, sehingga dapat diintegrasikan dengan sistem lain termasuk platform AI dan big data. Kelebihannya terletak pada desain antarmuka yang user-friendly dan dukungan AI untuk pengambilan keputusan SDM.
Kesimpulan: Saatnya Menyusun ERP yang Agile
Konsep composable ERP tidak semata-mata sekadar tren teknologi, melainkan respons langsung terhadap tantangan bisnis masa kini. Pendekatan ini membantu perusahaan untuk memecah sistem kompleks menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dikelola dan ditingkatkan secara mandiri. Hasilnya adalah sistem ERP yang lebih hemat biaya, lebih cepat berinovasi, lebih mudah dikustomisasi, dan – yang terpenting – mampu bertahan serta tumbuh dalam menghadapi disrupsi.
Dalam konteks Indonesia, solusi seperti Odoo dan mitranya AppsChef membuka jalan bagi transformasi digital yang dapat diakses oleh perusahaan dari berbagai skala dan industri. Bersama kehadiran penyedia global seperti SAP, Oracle, hingga Microsoft, pilihan kini tersedia secara luas.
Seperti yang diungkapkan oleh Gartner, “Composable business adalah percepatan alami dari bisnis digital yang Anda jalani setiap hari.” dan kunci dari future-proofing bisnis Anda mungkin terletak di dalam strategi ERP Anda hari ini. Sudah saatnya kita menyusun ulang sistem, menyusun ulang strategi, dan menyusun ulang bisnis kita, secara composable.
FAQ – Composable Business & Modular ERP
1. Apa itu Composable Business menurut Gartner?
Composable Business adalah pendekatan strategis yang diperkenalkan oleh Gartner, di mana organisasi dibangun seperti kumpulan blok modular yang dapat disusun ulang sesuai kebutuhan. Tujuannya adalah menciptakan organisasi yang lebih lincah, scalable, dan adaptif terhadap perubahan pasar.
2. Mengapa konsep ini menjadi penting saat ini?
Karena ketidakpastian pasar global, perubahan perilaku konsumen, dan disrupsi seperti pandemi serta gangguan rantai pasok, bisnis perlu bergerak cepat dan fleksibel. Model tradisional yang kaku terbukti tidak efektif dalam menghadapi situasi tersebut.
3. Apa perbedaan antara ERP tradisional dan Composable ERP?
ERP tradisional bersifat monolitik dan sulit diubah. Sementara Composable ERP menggunakan arsitektur modular berbasis API dan cloud, memungkinkan perusahaan menggabungkan, mengganti, atau menambahkan modul sesuai kebutuhan tanpa mengganti seluruh sistem.
4. Apa saja prinsip dasar dari Composable Business?
Menurut Gartner, ada empat prinsip utama:
-
Modularitas – sistem disusun dari blok-blok independen
-
Otonomi – tiap modul bisa berjalan sendiri
-
Orkestrasi – modul bisa diatur bersama secara terkoordinasi
-
Discovery – kemudahan menemukan dan menerapkan komponen baru
5. Apa fondasi dari pendekatan composable menurut Gartner?
Gartner menyebut tiga pilar utama:
-
Composable Thinking – pola pikir kreatif dan adaptif
-
Composable Business Architecture – struktur organisasi yang fleksibel
-
Composable Technologies – teknologi modular dan terintegrasi
6. Apa manfaat konkret dari menggunakan Composable ERP?
-
Peluncuran fitur 80% lebih cepat dibanding organisasi non-composable (Gartner)
-
Fleksibilitas dalam adaptasi terhadap perubahan
-
Reduksi biaya implementasi dan pemeliharaan sistem
-
Kemampuan menambahkan fitur (misalnya perpajakan lokal, mata uang baru, AI/ML) dengan mudah
-
Pengurangan risiko kegagalan proyek ERP
7. Apa risiko dari pendekatan ERP tradisional?
Gartner mencatat bahwa lebih dari 70% proyek ERP global gagal memenuhi target, dan 25% mengalami kegagalan serius. Sistem yang tidak fleksibel dapat menjadi beban di masa krisis, bukan solusi.
8. Siapa contoh nyata penerapan composable business?
Services Australia berhasil meningkatkan pemrosesan bantuan sosial selama pandemi COVID-19 dengan transformasi digital agresif, termasuk peningkatan penggunaan asisten virtual hingga 600%.
9. Platform ERP apa saja yang mendukung pendekatan composable?
Beberapa ERP terkemuka yang mendukung modularitas:
-
Odoo (open-source, fleksibel untuk UKM & enterprise)
-
SAP S/4HANA (enterprise-scale, real-time analytics)
-
Microsoft Dynamics 365 (terintegrasi dengan ekosistem Microsoft)
-
Oracle Fusion ERP (cloud-native, AI-powered)
-
Infor CloudSuite (berbasis industri & verticalized)
-
NetSuite by Oracle (cloud ERP untuk perusahaan menengah-besar)
-
Workday (fokus HCM & keuangan, UI-friendly)
10. Apakah solusi ini cocok untuk bisnis di Indonesia?
Ya. Platform seperti Odoo, dengan dukungan mitra lokal seperti AppsChef, memungkinkan perusahaan di Indonesia mengakses ERP modular dengan fleksibilitas tinggi. Cocok untuk berbagai industri dan skala usaha.
11. Bagaimana langkah awal untuk beralih ke Composable ERP?
-
Evaluasi sistem ERP Anda saat ini
-
Identifikasi proses yang perlu fleksibilitas lebih tinggi
-
Tentukan modul kritis yang bisa berdiri sendiri
-
Konsultasikan dengan penyedia ERP modular untuk rencana migrasi bertahap