Di dunia percetakan yang serba cepat, setiap detik sangat berarti. Salah satu perusahaan percetakan terbesar di Indonesia menghadapi tantangan yang tidak kecil. Bagaimana mengelola ribuan pesanan setiap hari dengan memastikan produksi (Manufaktur) berjalan lancar dan pengiriman tetap tepat waktu. Sistem lama mereka, meskipun sudah bertahun-tahun digunakan, mulai menunjukkan keterbatasannya. Kesalahan data manual, keterlambatan proses, hingga komunikasi yang terputus antar-departemen menjadi tantangan sehari-hari.
Saat beban operasional semakin berat, perusahaan ini menyadari bahwa perubahan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Langkah itu dimulai dengan digitalisasi melalui penerapan Odoo, sebuah solusi ERP yang terintegrasi.
Keputusan untuk beralih ke sistem baru tidak diambil dengan mudah. Digitalisasi sering kali dianggap sebagai investasi besar yang penuh risiko, terutama jika tidak diimplementasikan dengan benar. Namun, dengan visi jangka panjang, perusahaan ini melihat potensi Odoo untuk merampingkan operasional mereka.
Odoo menawarkan lebih dari sekadar perangkat lunak. Dengan fitur seperti multi-level Bill of Materials (BoM) dan routing, perusahaan dapat merancang jalur produksi yang lebih efisien sesuai kebutuhan spesifik. Modul Sales, Manufacturing, Inventory, dan Logistics memungkinkan mereka memantau setiap proses secara real-time, mulai dari pesanan masuk hingga pengiriman akhir.
Elsanita Sinaga, seorang ahli implementasi dari Appschef, terlibat langsung dalam proyek ini. “Tantangan utamanya bukan hanya soal teknologi, tapi juga bagaimana menyatukan pola kerja antar-departemen yang selama ini berjalan terpisah. Kami harus memastikan sistem ini terintegrasi dengan baik agar bisa mendukung operasional secara maksimal,” ujarnya.
Peran Implementor Sebagai Kunci Kesuksesan
Proses implementasi Odoo berlangsung secara bertahap, melibatkan semua pihak mulai dari staf hingga manajemen. Dalam waktu singkat, hasilnya mulai terlihat.
Perusahaan ini berhasil meningkatkan efisiensi operasional hingga 80%, mengurangi kesalahan manual sebesar 60%, dan mencapai tingkat pengiriman tepat waktu sebesar 95%. Ini adalah perubahan besar yang tidak hanya dirasakan di dalam perusahaan, tetapi juga oleh pelanggan mereka.
Integrasi data real-time jadi elemen kunci dalam kesuksesan transformasi ini. Dengan informasi yang terus diperbarui, tim produksi bisa merespons perubahan lebih cepat, sedangkan tim logistik memastikan setiap pengiriman tetap tepat waktu. “Dulu, tiap departemen bekerja terpisah, tapi sekarang semua orang mengakses data yang sama. Ini bukan hanya soal transparansi, tapi juga tentang keputusan yang lebih cepat dan lebih tepat,” jelas Elsanita, menggambarkan perubahan yang terjadi dalam cara kerja mereka.
Dampak Implementasi
Keberhasilan transformasi ini tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga kolaborasi yang erat antara tim implementor dan perusahaan. Setiap proses dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik perusahaan, sehingga memastikan solusi yang diterapkan tidak hanya efisien tetapi juga relevan untuk jangka panjang.
Menurut Elsanita, kunci dari keberhasilan ini adalah pendekatan yang holistik. “Teknologi hanyalah alat. Yang lebih penting adalah bagaimana alat ini digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata di lapangan. Kami melihat hasilnya ketika semua elemen, baik teknologi maupun sumber daya manusia, bekerja bersama,” ujarnya.
Transformasi digital ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi tidak hanya membantu menyelesaikan masalah tetapi juga menciptakan peluang baru. Dengan sistem operasional yang lebih efisien dan terintegrasi, perusahaan ini kini memiliki fondasi yang kokoh untuk terus tumbuh di tengah persaingan yang ketat.
Kemampuan bisnis untuk beradaptasi dan bergerak cepat adalah segalanya. Langkah digitalisasi ini tidak hanya mengubah cara mereka bekerja tetapi juga mengubah cara mereka memandang bisnis. Apa yang dulunya hanya mimpi efisiensi kini menjadi kenyataan, memberikan mereka keunggulan kompetitif yang sulit disaingi.