Laptop atau Gadget yang Ok untuk Desain dan 3D, Ada Rekomendasi?

Konsultasi › Katagori: Konsultasi Umum › Laptop atau Gadget yang Ok untuk Desain dan 3D, Ada Rekomendasi?

Techmind Consulting Staff asked 4 minggu ago

Laptop atau Gadget yang Ok untuk Desain dan 3D, Ada Rekomendasi? — (Ilustrasi mengerjakan editing video. Sumber foto Unsplash oleh Matthew Kwong)

Halo Techmind,

Perkenalkan saya Ardiansyah, mahasiswa semester 5 Teknik Informatika. Selain kuliah, saya juga aktif mengerjakan project desain grafis dan simulasi 3D, baik untuk tugas kampus maupun freelance. Biasanya saya menggunakan software seperti Blender, AutoCAD, dan Adobe Premiere Pro. Saat ini, saya memakai laptop kelas menengah dengan spesifikasi yang sudah cukup untuk pemrograman dan editing ringan, tapi mulai terasa kurang optimal untuk pekerjaan rendering 3D atau multitasking berat.

Masalahnya, untuk simulasi 3D atau rendering video, perangkat saya sekarang kadang sudah ngos-ngosan, terutama saat harus bekerja dengan file berukuran besar atau software yang membutuhkan banyak resource. Saya jadi sering kehilangan waktu karena proses yang lambat, dan ini cukup menghambat produktivitas saya, baik untuk tugas kuliah maupun pekerjaan freelance.

Saya ingin mencari perangkat baru dengan performa yang lebih baik. Kira-kira, Mas/Mbak punya rekomendasi laptop atau mungkin gadget lain yang bisa mendukung pekerjaan sampingan saya?

Halo Ardiansyah,

Terima kasih sudah menghubungi kami. Saya paham benar betapa frustasinya ketika perangkat mulai kewalahan menghadapi pekerjaan berat seperti rendering 3D atau multitasking dengan file besar. Terlebih lagi, dengan tuntutan dari tugas kuliah dan pekerjaan freelance yang mengharuskan perangkat mampu bekerja cepat dan efisien, laptop dengan spesifikasi standar memang sering kali tidak cukup.

Untuk memenuhi kebutuhanmu, saya sarankan untuk memilih laptop dengan spesifikasi tinggi, terutama di sektor GPU dan CPU. Rendering 3D dan pengeditan video membutuhkan daya komputasi yang besar, dan laptop dengan GPU yang kuat bisa membuat perbedaan signifikan dalam hal kecepatan dan kelancaran proses tersebut.

Beberapa pilihan laptop yang layak kamu pertimbangkan adalah:

MacBook Pro 16-inch (M2 Pro/M2 Max)
Jika kamu mencari laptop dengan performa tak tertandingi, MacBook Pro dengan chip M2 Pro atau M2 Max bisa menjadi pilihan yang sangat tepat. Chip ini menawarkan kinerja hampir setara dengan desktop, memungkinkanmu untuk menangani pekerjaan berat seperti rendering 3D dan pengeditan video tanpa masalah berarti. Ditambah dengan layar Liquid Retina XDR, kualitas visualnya sangat memanjakan mata, cocok untuk pekerjaan desain grafis dan editing video. Meski harga MacBook Pro lebih tinggi, performanya memang sangat sebanding.

Razer Blade 15 (2023)
Laptop ini sangat cocok untuk kamu yang membutuhkan perangkat kuat dengan desain slim dan portabilitas tinggi. Menggunakan prosesor Intel Core i7 dan GPU NVIDIA GeForce RTX 4070, Razer Blade 15 dapat menangani aplikasi desain dan rendering 3D tanpa masalah. Kelebihannya adalah desain yang ramping namun tetap mempertahankan performa tinggi, menjadikannya pilihan tepat bagi mereka yang sering bepergian.

Asus ROG Zephyrus G14
Asus ROG Zephyrus G14 bisa menjadi pilihan solid jika kamu mencari laptop dengan harga lebih terjangkau namun tetap bertenaga. Laptop ini dilengkapi dengan prosesor AMD Ryzen 9 dan GPU NVIDIA RTX 4060 yang cukup untuk menangani aplikasi seperti Blender atau AutoCAD. Dengan harga yang lebih bersahabat, laptop ini menawarkan keseimbangan antara performa dan nilai.

Dell XPS 17 (9730)
Dell XPS 17 dengan prosesor Intel Core i9 dan GPU NVIDIA GeForce RTX 4070 adalah pilihan sempurna jika kamu membutuhkan layar besar untuk pekerjaan desain grafis atau video editing. Layar 17 inci memberikan ruang lebih untuk multitasking, dan performanya cukup untuk menangani rendering video atau simulasi 3D dengan lancar.

Selain memilih laptop dengan spesifikasi yang tepat, pastikan kamu juga memperhatikan pengaturan daya pada perangkat. Mengatur laptop ke mode “high performance” dapat membantu memaksimalkan kinerja. Jangan lupa juga untuk menjaga suhu laptop tetap stabil saat rendering panjang, misalnya dengan menggunakan cooling pad, agar laptop tidak cepat panas dan mengurangi performanya. Secara keseluruhan, laptop dengan GPU dan CPU yang kuat sangat krusial untuk memastikan kelancaran pekerjaanmu, jadi memilih perangkat yang sesuai dengan kebutuhan memang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas.

Keberhasilan dalam desain grafis dan pengeditan video tidak hanya bergantung pada kreativitas, tetapi juga pada kualitas alat yang digunakan. Tanpa perangkat yang memadai, ide kreatif terbaik pun bisa terhambat oleh kinerja sistem yang lambat dan tidak stabil. Oleh karena itu, memilih laptop yang tepat dengan GPU dan CPU yang mumpuni sangat penting untuk memastikan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisiensi dan kualitas tinggi.

Proses rendering 3D dan editing video bukanlah hal yang ringan, apalagi jika melibatkan file berukuran besar. Laptop dengan spesifikasi yang cukup kuat memungkinkan saya bekerja lebih cepat dan menghindari masalah teknis yang sering kali menghambat produktivitas. Selain itu, pengaturan perangkat yang baik, seperti pengelolaan daya dan pendinginan yang tepat, juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses kerja, terutama saat mengerjakan proyek yang intensif sumber daya.

Dengan memilih perangkat yang tepat, kamu akan lebih fokus pada pekerjaanmu tanpa terganggu oleh masalah performa. Semoga rekomendasi ini membantu, dan jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami rubrik Techmind Consulting Umum.

Salam sukses,
Techmind

Question Tags: Asus ROG Zephyrus G14, Dell XPS 17 (9730), Macbook Pro M2, Razer Blade 15

Berita

4 Startup yang Pernah Berjaya Tapi Sekarang Sudah Bangkrut

By Wira Tahirohan21 Juni 20231

Industri e-commerce di Indonesia terus mengalami dinamika yang menarik perhatian. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa startup yang pernah berjaya harus menghadapi tantangan besar dan akhirnya mengalami kegagalan. Fenomena ini memberikan gambaran tentang persaingan sengit dan sulitnya mendapatkan pendanaan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis di era digital ini. Simak contoh startup terkenal yang harus menutup operasionalnya dan menyelidiki faktor-faktor yang berperan dalam kegagalan mereka.

JD ID

JD.ID, perusahaan e-commerce hasil kerjasama antara JD.com dari China dan Provident Capital, beberapa waktu yang lalu memutuskan untuk menghentikan semua layanannya pada tanggal 31 Maret 2023 kemarin. Penyebab kebangkrutan ini dapat dilihat dari tantangan bisnis dan persaingan yang sangat ketat di industri e-commerce. JD.ID harus menghadapi persaingan sengit dengan platform-platform e-commerce lainnya, yang mungkin mengakibatkan penurunan bisnis yang signifikan dan membuat mereka tidak dapat bertahan.

Disisi lain, ini merupakan bagian dari strategi JD.com untuk memfokuskan upayanya pada pengembangan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai inti bisnisnya. Tidak hanya di Indonesia, ternyata JD.com, raksasa e-commerce tersebut, juga memutuskan untuk keluar dari Thailand serta menghentikan bisnis logistik mereka di wilayah Asia Tenggara.

Airy Rooms

Diantara kamu mungkin ada yang pernah menginap di Airy Rooms jika berpergian ke luar kota. Startup akomodasi Airy Rooms, yang sebelumnya sempat meraih kesuksesan, pada tahun 2020 akhirnya harus menghentikan operasionalnya akibat pandemi Covid 19. Perusahaan ini menghadapi penurunan penjualan yang signifikan dan menerima banyak permintaan pengembalian dana dari para pengguna. Situasi ini memaksa Airy Rooms untuk mengambil keputusan sulit dengan menutup operasionalnya, mengakibatkan penurunan bisnis yang drastis.

Berdiri sejak 2015, perusahaan ini bekerja sama dengan lebih dari 2000 properti dan mengelola sekitar 30000 kamar di berbagai kota di Indonesia. Airy Rooms menawarkan tiga jenis kamar yang tersedia, yaitu Airy Premier, Airy Standard, dan Airy Eco.

Sorabel

Sorabel juga mengalami nasib serupa dengan beberapa startup Indonesia lainnya. Pada tanggal 30 Juli 2020, Sorabel terpaksa menghentikan semua kegiatan operasionalnya. Penyebab utama dari keputusan ini adalah kehabisan dana di tengah pandemi yang sedang melanda. Situasi yang sulit ini menyebabkan Sorabel tidak dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat di industri e-commerce fashion.

Sebelumnya, Sorabel dikenal dengan nama Sale Stock. Tujuan di balik perubahan ini adalah untuk mengubah citra dari produk murah menjadi merek yang lebih eksklusif dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

Qlapa

Qlapa sebelumnya mendapatkan penghargaan sebagai Aplikasi Unik Terbaik dari Google Play Awards dan diakui sebagai salah satu startup dengan pertumbuhan yang paling menjanjikan oleh majalah Forbes Asia. Tapi, persaingan dengan marketplace Unicorn seperti Tokopedia dan Bukalapak menjadi terlalu berat bagi Qlapa. Dalam konteks persaingan startup yang ketat di Indonesia saat ini, Qlapa tidak mampu mengikuti langkah pesaing-pesaingnya yang lebih besar dan mapan.

Meskipun startup ini berhasil memulai operasionalnya pada tanggal 1 November 2015 dan dianggap sukses dalam menjembatani penjualan ribuan produk kerajinan tangan unik dari UMKM lokal, Qlapa akhirnya harus mengakhiri perjalanannya.

Kegagalan Startup ini bisa menjadi pembelajaran bagi industri e-commerce di Indonesia, terutama para pengusaha dan pelaku bisnis diharapkan dapat mengambil pelajaran dari pengalaman ini agar dapat terus berinovasi serta beradaptasi dengan segala dinamika perubahan yang terjadi.

Dapatkan Newsletter

Berita Terbaru