Instagram, platform media sosial milik Meta, baru saja meluncurkan sejumlah kebijakan baru untuk menangkal ancaman pemerasan seksual berbasis konten pribadi yang semakin meningkat di platform ini. Kebijakan ini terutama bertujuan melindungi pengguna, khususnya remaja, dari pelaku yang memanfaatkan foto pribadi untuk memeras korban demi uang. Dengan fitur-fitur baru ini, Instagram berupaya memperkuat keamanan privasi pengguna, sehingga kasus pemerasan bisa dikurangi.
Meningkatnya Kasus Pemerasan Seksual
Pemerasan seksual berbasis konten intim, atau sextortion, adalah tindakan di mana pelaku mengancam menyebarkan foto atau video “intim” korban kecuali korban memenuhi tuntutan pelaku, seperti membayar uang tebusan. Menurut laporan The Washington Times, Instagram telah merancang beberapa fitur untuk menghentikan aktivitas pemerasan ini dan memberikan lapisan perlindungan ekstra, khususnya untuk pengguna muda yang menjadi sasaran utama.
Fitur Baru Instagram Cegah Screenshot di Stories
Salah satu pembaruan terpenting adalah fitur yang mencegah pengguna lain mengambil screenshot dari konten yang hilang di Instagram Stories. Fitur ini memastikan bahwa konten yang dibagikan bersifat sementara dan tidak dapat disimpan atau direkam oleh pihak lain, sehingga mengurangi risiko penyalahgunaan konten oleh pelaku pemerasan.
Menurut TechCrunch, fitur ini jauh lebih ketat dibandingkan aplikasi lain seperti Snapchat, yang hanya memberikan notifikasi ketika konten di-screenshot, tetapi tidak mencegahnya. Selain itu, Instagram juga memblokir akses ke Stories yang hilang melalui peramban web, yang sebelumnya dapat digunakan untuk merekam atau menyimpan konten dengan mudah.
Memblokir Akun yang Mencurigakan
Instagram juga memperkenalkan langkah tambahan dengan memblokir akun mencurigakan agar tidak dapat melihat daftar pengikut atau foto yang ditandai oleh pengguna lain. Ini adalah langkah signifikan karena banyak pelaku sextortion memanfaatkan informasi sosial pengguna, seperti daftar teman dan interaksi mereka, untuk menargetkan korban potensial. Dengan membatasi akses ini, Instagram menurunkan kemungkinan pengguna menjadi target pemerasan.
Peringatan Berdasarkan Lokasi
Langkah pencegahan lainnya yang diterapkan Instagram adalah pemberian peringatan geolokasi. Jika pengguna sedang berinteraksi dengan seseorang dari negara lain, Instagram akan mengirimkan peringatan langsung di kotak masuk pengguna. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan, karena banyak pelaku sextortion berasal dari negara lain dan berpura-pura berada di lokasi yang sama dengan korban.
Menurut laporan FBI, sebagian besar kasus sextortion yang menyasar anak di bawah umur berasal dari wilayah seperti Afrika Barat dan Asia Tenggara. Dengan fitur peringatan geolokasi ini, Instagram berharap pengguna lebih waspada terhadap interaksi yang berpotensi berbahaya.
Perlindungan Ekstra untuk Akun Remaja
Instagram juga meluncurkan Akun Remaja, yang memiliki kebijakan lebih ketat dan langkah keamanan tambahan untuk pengguna di bawah 18 tahun. Salah satu fitur baru yang aktif secara otomatis untuk semua akun remaja adalah pemblur otomatis konten telanjang yang dikirim melalui pesan langsung. Ini bertujuan untuk melindungi remaja dari menerima konten tidak pantas tanpa persetujuan.
Selain itu, fitur ini juga mencegah remaja menerima konten eksplisit tanpa konfirmasi, memberikan perlindungan lebih terhadap konten yang tidak diinginkan. Langkah ini sangat penting mengingat remaja sering kali menjadi target konten eksplisit yang tak diinginkan dari pelaku online.
Fitur Perlindungan Konten Sensitif
Selain di pesan langsung, Instagram memperkenalkan perlindungan untuk gambar telanjang di seluruh platform. Fitur ini telah diuji coba sebelumnya dan kini resmi diluncurkan secara menyeluruh. Instagram akan secara otomatis memblur gambar yang mengandung konten sensitif dalam pesan, dengan tujuan mengurangi penyebaran gambar pribadi yang dapat disalahgunakan.
Instagram juga merencanakan kampanye edukasi bagi pengguna terkait risiko berbagi gambar pribadi, khususnya yang bersifat intim. Dengan adanya peringatan ini, pengguna diharapkan lebih waspada sebelum mengirimkan foto sensitif dan lebih memahami risiko berbagi konten di dunia maya.
Upaya Meta dalam Meningkatkan Keamanan Online
Langkah-langkah ini adalah bagian dari upaya Meta, perusahaan induk Instagram, untuk meningkatkan keamanan online, terutama bagi pengguna muda. Berdasarkan data FBI dan lembaga penegak hukum lainnya, kasus sextortion yang menargetkan remaja telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Meta berkomitmen mencari cara-cara baru untuk meminimalkan risiko ini di platform mereka.
Data menunjukkan bahwa antara 2021 hingga 2023, lebih dari 13.000 kasus sextortion melibatkan anak di bawah umur telah dilaporkan, dengan mayoritas korbannya adalah remaja laki-laki. Kebijakan baru Instagram ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik dan sekaligus menegaskan komitmen perusahaan terhadap keamanan dan privasi pengguna.
Meningkatkan Standar Keamanan
Dengan menerapkan fitur keamanan terbaru ini, Instagram tidak hanya melindungi penggunanya, tetapi juga menetapkan standar baru dalam hal keamanan online. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan Instagram dalam melawan pelaku yang memanfaatkan konten hilang untuk menipu dan memeras pengguna, terutama remaja yang sering kali menjadi korban.
Dalam dunia digital yang terus berkembang, perlindungan semacam ini sangat penting untuk memastikan keamanan pengguna dan menciptakan lingkungan online yang lebih aman bagi semua orang, terutama bagi generasi muda yang semakin aktif di media sosial.
Dengan berbagai langkah yang telah diambil, Instagram berharap dapat mengurangi angka kejahatan digital, termasuk sextortion, dan memberikan rasa aman bagi penggunanya, terutama yang paling rentan terhadap ancaman dunia maya.